Ragam Fungsi Geoprocessing yang Terdapat dalam Aplikasi ArcGIS

    ArcGIS atau biasa dikenal sebagai ArcMap merupakan salah satu dari beberapa jenis aplikasi pemetaan yang banyak beredar di pasaran. Aplikasi yang diproduksi oleh perusahaan ESRI ini umum digunakan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan data sistem informasi geografis (SIG). Beberapa diantaranya mulai dari pengolahan data spasial, analisis spasial berbasis pemetaan hingga pembuatan peta. Aplikasi ArcGIS banyak diaplikasikan dalam lingkup pekerjaan di bidang geografi, kartografi, kebumian maupun perencanaan wilayah dan kota.


    Salah satu istilah pengolahan data yang banyak dipakai dalam aplikasi ArcGIS adalah geoprocessing. Geoprocessing dalam ArcGIS merupakan alat yang sangat esensial dalam mengolah data-data berbasis spasial (shapefile). Geoprocessing adalah proses pengolahan data spasial yang diberlakukan pada satu/beberapa input data (shapefile), kemudian diolah menjadi hasil output data baru. Terdapat 6 fungsi yang terdapat dalam geoprocessing, antara lain Dissolve, Clip, Intersect, Merge, Union dan Buffer. Berikut merupakan masing-masing penjabaran dari fungsi tersebut beserta contoh penerapannya.

Jenis-Jenis Fungsi Geoprocessing (Bagian 1)

Dissolve

    Fungsi dissolve digunakan untuk mengambil sebagian data atribut tabel yang terdapat dalam sebuah shapefile (shp). Biasanya fungsi dissolve dipakai manakala kita ingin menyeleksi sebagian atribut data yang diperlukan.

Contoh Kasus:

    Kita memiliki data shapefile (.shp) batas administrasi yang isian atribut tabelnya terdiri dari kabupaten, kecamatan, hingga kelurahan/desa. Tampilan peta yang ada harusnya berupa polygon pada level batas adminitrasi desa. Disini misalnya kita ingin mengambil data atribut kabupaten serta agar tampilan peta menjadi polygon batas kabupaten saja. Fungsi dissolve relevan digunakan dalam mengolah data spasial dalam konteks studi kasus tersebut.

Clip

    Fungsi Clip digunakan untuk memotong shapefile menggunakan file shapefile lainnya. Fungsi ini biasa digunakan apabila ingin menghapus bagian peta yang tidak dibutuhkan atau mengambil bagian peta tertentu dari peta keseluruhan. Untuk mengoperasikan fungsi ini, diperlukan dua file shp, satu shp sebagai input (yang ingin dipotong) dan satunya sebagai shp pemotong.

Contoh Kasus:

    Kita mempunyai dua data shp, yaitu data jaringan jalan se-Jawa Tengah dan data batas administrasi Kota Semarang. Pada konteks ini, kita menginginkan output data jaringan jalan yang ada di Kota Semarang saja. Dengan Clip, kita dapat menempatkan shp jalan se-Jawa Tengah sebagai input (shp yang dipotong) dan batas admin sebagai shp pemotong. Output yang nantinya dihasilkan adalah data shp jaringan jalan yang terdapat di Kota Semarang saja. Selain itu, apabila menggunakan fungsi Clip, data atribut dari shp pemotong tidak ikut terbawa ke shp outputnya.


Intersect

    Fungsi Intersect dalam alat Geoprocessing umumnya memiliki kegunaan yang sama dengan fungsi clip. Output shp/layer yang dihasilkan dari fungsi intersect berupa hasil perpotongan antara shp input (shp yang dipotong) dengan shp pemotong. Namun yang membedakan fungsi ini dengan fungsi clip terletak pada output atribut data tabelnya. Dimana pada fungsi intersect, data atribut tabel dari shp pemotong juga ikut terbawa ke output shp.

Jenis-Jenis Fungsi Geoprocessing (Bagian 2)

Merge

    Fungsi Merge digunakan untuk menggabungkan dua data shapefile yang memiliki tipe yang sama (point, line atau polygon). Output shp/layer yang dihasilkan berupa gabungan dari kedua data shp. Selain tipe shapefile yang sama, fungsi merge lebih relevan digunakan untuk menggabungkan dua shp yang memiliki judul kolom atribut sama. Sehingga nantinya output atribut data yang dihasilkan merupakan tabel gabungan dari kedua shp tersebut. Secara lebih jelasnya, dapat dilihat pada ilustrasi gambar berikut




Union

    Fungsi Union pada dasarnya memiliki prinsip pengolahan data spasial yang sama dengan Merge, yaitu menggabungkan dua/lebih data shp menjadi satu output. Hanya saja, fungsi union lebih relevan apabila digunakan untuk menggabungkan beberapa jenis shp dengan data atribut tabel yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan ketika fungsi union digunakan, maka output data shp beserta atribut tabelnya merupakan gabungan dari seluruh shp input. Sehingga fungsi ini cocok diaplikasikan pada analisis spasial berbasis overlay data.

Contoh Kasus:

    Fungsi Union salah satunya dapat digunakan pada analisis kesesuaian lahan. Analisis kesesuaian lahan merupakan analisis untuk mengukur tingkat kesesuaian lahan dalam suatu wilayah. Analisis ini menggunakan 3 variabel yaitu curah hujan, kelerengan dan jenis tanah. Fungsi union relevan digunakan dengan melakukan overlay pada ketiga data tersebut. Dimana hasil akhir yang diperoleh berupa peta hasil overlay beserta data atribut tabel gabungan dari ketiga variabel data tersebut.


Buffer

    Proses pengolahan data spasial buffer memiliki karakteristik yang berbeda dengan tool geoprocessing lainnya. Fungsi buffer digunakan untuk membuat buffer polygon di sekeliling input pada jarak/radius yang ditentukan. Fungsi ini biasanya digunakan untuk mengukur radius jangkauan dari sebuah titik atau bidang terhadap area di sekitarnya.

Contoh Kasus:

    Fungsi buffer dapat diaplikasikan pada konteks analisis yang berhubungan dengan jarak/radius. Beberapa contohnya yaitu analisis jangkauan pusat pelayanan wilayah perkotaan, analisis proximity, jarak radius pejalan kaki dan radius kawasan rawan bencana.



Komentar